Cara Konfigurasi DNS Server Pada Debian 12
Cara Konfigurasi DNS Server pada Debian 12
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhKemudahan Akses: Pengguna tidak perlu mengingat alamat IP yang kompleks; cukup mengingat nama domain yang lebih mudah.
Efisiensi Pengelolaan Jaringan: Memungkinkan pengelolaan domain dan subdomain dalam skala besar dengan lebih mudah.
Skalabilitas: DNS dirancang untuk menjadi sistem yang sangat terdistribusi dan skalabel. Ini berarti dapat menangani banyak permintaan dalam waktu singkat dan terus berkembang seiring pertumbuhan internet.
Redundansi dan Keandalan: Sistem DNS global memiliki banyak server yang tersebar di seluruh dunia. Jika satu server gagal, server lain dapat menangani permintaan, meningkatkan keandalan layanan.
Keamanan Tambahan dengan DNSSEC: Beberapa DNS server dapat mengimplementasikan DNSSEC (DNS Security Extensions) untuk memberikan otentikasi data DNS dan memastikan bahwa data tersebut tidak dimanipulasi.
Rentan Terhadap Serangan: DNS server dapat menjadi target serangan, seperti DDoS (Distributed Denial of Service), DNS spoofing, dan cache poisoning. Serangan ini dapat mengganggu akses ke situs web atau mengarahkan pengguna ke situs palsu.
Pemeliharaan dan Pengelolaan: Mengelola DNS server yang kompleks memerlukan sumber daya dan keterampilan khusus. Konfigurasi yang salah dapat menyebabkan downtime atau masalah resolusi domain.
Propagation Delay: Saat perubahan dibuat pada catatan DNS, butuh waktu (propagation delay) untuk perubahan tersebut menyebar ke seluruh server DNS di internet. Ini bisa memakan waktu beberapa menit hingga 48 jam, tergantung pada TTL (Time to Live) yang diatur.
Ketergantungan pada Infrastruktur Lain: DNS server sangat bergantung pada infrastruktur jaringan lainnya. Jika terjadi masalah pada jaringan atau konektivitas, DNS server mungkin tidak dapat diakses atau melayani permintaan.
Keterbatasan pada Manajemen Cache: DNS resolver sering menggunakan caching untuk meningkatkan kecepatan pencarian. Namun, cache ini bisa berisiko menjadi usang (outdated) atau terkena serangan cache poisoning jika tidak dikelola dengan baik.
3. Selanjutnya restart networknya dengan perintah “systemctl restart networking”, kemudian cek IP nya dengan perintah "ip a",
7. Membuat file meneruskan, dengan cara copy file.db.local dengan perintah "cp db.local db.novann" untuk nama file baru nya bisa kalian sesuaikan. Dan juga ketik " cp db.127 db.192 " untuk nama menyesuaikan oktet pertama IP kalian, karena IP DNS saya disini 192 maka saya pakai 192.
- Untuk localhost kalian ubah sesuai domain kalian contoh : ( novann.net)
- Untuk IP default 127.0.0.1 dan dibawahnya yaitu :1 kalian ubah jadi IP kalian (192.20.25.19).
- Untuk AAAA, kalian hapus dan sisakan satu A saja.
- Untuk @ pada baris ke3 kalian ubah menjadi www.
Konfigurasi diatas hanya diubah dibagian 1.0.0 menjadi oktet terakhir ip kalian berhubung ip saya 192.20.25.19 maka saya pakai angka 19.untuk dilocalhostnya di ubah menjadi domain kalian masing-masing.
10. Ketik " nano named.conf.default-zones " untuk mengedit file.Ubah di zone nomor 2 dan 3,zone 2 menggunakan nama domain kalian dan zone 3 menggunakan ip address kalian dan dibalik urutannya dari oktet 3 hingga 1,
11. Setelah itu ketik " nano /etc/resolv.conf ".Dan kalian ubah nameserver sesuai IP Server kalian , dan ubah search menjadi "novann.net" (domain kalian),
12. Restart paket bind9 dengan perintah " systemctl restart bind9 " dan periksa apakah paket sudah berjalan dengan perintah " systemctl status bind9 "
4. Silahkan kalian ping ke IP Server kalian dan ping nama DNS kalian, dan jika statusnya "TTL" maka kalian sudah terhubung ke Server,
Comments
Post a Comment